Berita Lennus, Jakarta – Perhimpunan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) Nasional untuk kesekian kalinya menggelar Webinar Financial Technology (Fintech) untuk memperkuat kapasitas anggotanya memasuki ekosistem keuangan digital. Seri Webinar hari ini, Rabu, (8/12) bertajuk Metode Scoring Kesehatan UKM Pemohon Kredit.
Seminar terkait layanan permodalan usaha berbasis fintech itu berlangsung tertib dan lancar, diikuti oleh 41 peserta dari 34 provinsi, di seluruh Indonesia terutama para Ketua DPD KKMB Nasional yang ada di daerah, mulai dari Aceh hingga Papua.
Ketua Umum Perhimpunan KKMB Nasional Bambang Suharto di Jakarta kepada media via WhatsApp mengatakan, “zoom meeting metode scoring yang digelar hari ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan analisa cepat UKM pemohon kredit usaha. Di sisi lain ingin mendorong KKMB dalam membangun jaringan pasar lebih cepat,” ujarnya
Ia juga menjelaskan, “terkait jaminan pasar sebagai upaya mengatasi problem jaminan fisik UKM pemohon kredit. Pada akhirnya KKMB bisa menjalin kerjasama dengan lembaga pemasaran dan pembiayaan di wilayah kerjanya masing-masing,” tambah Bambang.
Panitia penyelenggara menghadirkan narasumber sumber dari perusahaan start up yang bergerak di bidang fintech, Dr. Nuri Wulandari, SE, M.Sc, Co-Founder PT Gotong Royong Indonesia, sebuah Fintech Inovasi Keuangan Digital, yang juga akademisi Indonesia Banking School.
PT Gotong Royong Indonesia dengan platformnya bantoe.id, menghubungkan antara peminjam dan institusi keuangan. Aplikasi digital Bantoe.id fokus kepada BPR (Bank Perkreditan Rakyat) sebagai penyedia pinjaman, sekaligus memberikan fasilitas sebagai Leads Management, Loan Process Automation, dan Credit Scoring.
Bantoe.id menempatkan BPR sebagai penyedia pinjaman yang tepat untuk UMKM karena lebih mengerti akan kultur bisnis yang dilakukan oleh UMKM setempat, sehingga dapat memperbesar kesempatan pengusaha UMKM.
“Dengan melakukan scoring kredit UMKM, maka akan memberikan banyak benefit bagi penyedia jasa keuangan, UMKM termasuk KKMB sebagai fasilitator akses permodalan. Karena metode ini memungkinkan UMKM mendapatkan tambahan modal dengan menurunkan risiko yang akhirnya menurunkan biaya atau Interest dari pembiayaan tersebut,” papar Nuri Wulandari.
Lantas apa yang dilakukan oleh Gotong Royong Indonesia? Tentu melakukan verifikasi data calon debitur yang mengajukan pinjaman. Disini lembaga yang melakukan scoring akan melakukan verval (verifikasi dan validasi) data seperti NIK, alamat, nomor telepon, dan sebagainya.
Kemudian menilai histori financial (jika ada), non finansial, dan prediksi risiko dengan menggunakan data alternatif termasuk data media sosial.
Terkait irisan tugas KKMB sebagai fasilitator akses permodalan UMKM, keberadaan fintech bantoe.id tentu sangat menunjang pekerjaan KKMB di lapangan, terutama dalam memenuhi kebutuhan modal pelaku UMKM yang didampingi, sehingga diharapkan dapat bersinergi.
“Bantoe.id juga bisa mencarikan fasilitas pembiayaan privat (p) to privat (p) yg jumlahnya maksimal mencapai Rp2 milyar, bagi mitra UKM yang layak dan butuh modal cepat,” pungkas Bambang. (Red)