beritalennus, Kota Tangerang – BEM ITB Ahmad Dahlan Jakarta melalui Kementerian Politik & Kebijakan Publik mengadakan Dialog Kebangsaan 2022 dengan tema Merajut Gagasan Kebangsaan Dalam Merespon Perkembangan Sosial Masyarakat (23/4/22).
Dialog Kebangsaan ini diadakan karena ada sebuah jarak yang dirasakan oleh mahasiswa kepada masyarakat yang kian hari semakin jauh dari sentuhan tangan mahasiswa. Ditengah perubahan era post truth, BEM ITB Ahmad Dahlan sadar akan penting bersama masyarakat untuk sama-sama kolektif merespon perkembangan.
Akrim Lahasbi dalam waktu yang bersamaan, selaku Menteri Politik & Kebijakan Publik serta sebagai moderator dalam kegiatan tersebut mengatakan “dialog ini adalah intelektual organik, dimana saya sendiri menyadari posisi mahasiswa harus dieratkan, dikuatkan dengan nalar kritis dan utamanya harus cepat memahami perubahan sosial dengan baik dan telaten” ucap Akrim.

Juga hadir dalam kegiatan tersebut Anggota DPR-RI Fraksi PAN, H. Muhammad Rizal sebagai pembicara utama. Ia memberikan beberapa pandangan Pancasila “bahwa gagasan kebangsaan jangan hanya sekedar menghafal Pancasila dan seolah sudah memberikan perubahan, melainkan harus memaknai isi kandungan dari Pancasila tersebut bahkan tidak hanya itu, kita perlu khatam terkait 4 pilar yang disepakati sebagai benteng intelektual manusia Indonesia seutuhnya secara pikiran Kebangsaan” ujar Rizal.
Yayat Sujatna, Warek II ITB Ahmad Dahlan Jakarta dalam materi dialognya tentang Kemandirian Ekonomi mengatakan “mahasiswa harus jeli dalam melihat perkembangan, yang sebelumnya tradisional menjadi kemandirian bersifat technopreneurship – Socio Technopreneur. Mahasiswa patut mengarahkan diri ke dalam merespon perubahan ekonomi digital dan berani menciptakan lapangan kerja dengan ilmu-ilmu akademisi yang baik” ungkap Yayat.
Dialog Kebangsaan ini hadir untuk mengisi pos kosong mahasiswa yang terdiam dan dapat di charger kembali oleh BEM ITB Ahmad Dahlan sebagai respon aktif mahasiswa yang peduli dengan keberadaan mahasiswa yang mulai hilang identitasnya di masyarakat. (Yudi P / Red)