beritalennus.co.id, Lampung Utara — Seorang ibu hamil (bumil) istri buruh serabutan asal Desa Surakarta, Kecamatan Abung Timur, Kabupaten Lampung Utara melahirkan diatas Mobil PICK – UP buruk milik orang tuanya.
Itu terjadi saat sang ibu, Rismawati (22) bersama suami, Yoga (25) dan mertua lelaki (bapak), Sadarman (50) saat hendak dibawa ke fasilitas kesehatan berada tak jauh dari Puskesmas Tata Karya, Kecamatan Abung Surakarta. Yang menjadi tujuan awal, karena merupakan rawat inap, sesampainya disana mereka mendapatkan kekecewaaan.
Pasalnya, tak diizinkan melahirkan disana karena alasan keterbatasan, baik itu tenaga kesehatan maupun peralatan hingga pihak keluarga berinisiatif membawanya ke Klinik Enggal Waras, Ujung Batu, Desa Bandar Sakti, Kecamatan Abung Surakarta tadi malam, Minggu, 12 Juni 2022 sekitar pukul 21.00.
“Karena istri saya kesakitan, nakes di puskesmas (tatakarya) menyarankan membawa ke rumah sakit atau klinik berada tak jauh disini. Yaitu, Enggal Waras berada di desa sebelah,” ujar sang suami, Yoga saat dikunjungi awak media dikediamannya, Senin, 13 Juni 2022.
Setelah itu, menurutnya, dia lantas membawa bumil bersama keluarga ke fasilitas kesehatan yang disarankan oleh tenaga kesehatan berjaga di Puskesmas Rawat Inap, Desa Tata Karya. Karena ditolak melahirkan disana, dengan berbagai alasan. Mulai dari riwayat kesehatan hasil pemeriksaan (buku pink), sampai dengan kartu bpjs diperlukan dalam memberikan pelayanan melahirkan sang istri.
“Banyak pertanyaan, dan kami tidak dapat menjawab karena memang orang tidak punya. Bagaimana kami dapat mengakses, pemeriksaan, dan lainnya sebagainya sebab pekerjaan saja buruh serabutan. Ini yang jadi pertanyaan kami, hingga anak saya dilahirkan di atas mobil orang tua,” ujarnya.
“Kami orang susah, bagaimana mau memeriksakan kesehatan dan selama ini tidak pernah ada yang mengajak ataupun memberitahu. Jadi harus seperti apa,” tambahnya.
Tak seberapa jauh, dari tempat memeriksakan awal kelahiran sang anak tak dapat ditahan lagi. Sehingga melahirkan diatas kendaraan terbuka, tanpa alat dan tenaga kesehatan.
“Untung, tidak terjadi apa – apa. Apa yang mereka (nakes) bilang, seperti takut pendarahan dan lainnya tidak terjadi. Toh, buktinya dapat melahirkan normal dan sampai di klinik dapat selamat ibu dan anaknya tak seperti dibilang petugas dipuskesmas,” ujarnya.
Dan petang itu, kepala puskesmas bersama jajaran datang meminta maaf dengan tanda tangan pihak keluarga. Namun, karena kekecewaan dan lainnya, mereka menolak. Sebab, orang tua baru saja datang.
“Kebetulan orang saya, sedang dikebun. Jadi saya tidak dapat memutuskan, sebab, bukan hanya lisan tapi juga ada surat pernyataan kan apa ini. Kami menolak, bukan tidak mau baik tapi ini urusannya kemanusiaan,” pungkasnya.
Sehingga dia dan keluarga merasakan kekecewaan, apalagi saat sang anak/istri melahirkan dikendaraan bak terbuka dimiliki orang tuanya. Dan berharap kejadian serupa tidak terulang lagi, baik itu kepada keluarganya maupun warga lain disana.
“Kami kecewa, kalau ada apa – apa siapa yang mau bertanggung jawab. Itu anak kami, juga cucung. Dimana kinerja mereka,” timpal orang tuanya, Sadarman (50), menimpali sang anak.
Disisi lain, Kepala Puskesmas Tata Karya, Siti Nurbayduri menolak bila pihaknya tidak menerima pasien yang akan melahirkan. Sebab, dari pernyataan petugas (nakes) yang berjaga disana, mereka melakukan itu karena kesehatan sang ibu tak memungkinkan. Karena terindikasi tensi naik (darah tinggi), meski pada kenyataan bersangkutan dapat lahir dengan normal.
“Kami akui, kelalaian petugas dilapangan. Tanpa menuliskan keterangan pendampingan petugas, pihak keluarga berinisiatif membawa. Dan supir ambulance sedang tak berada ditempat, sehingga mereka tak dapat berbuat banyak karena itu kemauan keluarga,” tambahnya.
Sehingga melepasnya, kebetulan kepala bidan sedang berada diluar karena membantu persalinan warga disana. “Kebetulan saya sedang berada diluar, membantu warga persalinan warga lainnya. Dan itu (kejadian) karena tensinya, berdasarkan penuturan nakes disaat kejadian. Dan mereka telah biasa melaksanakan persalinan,” ujar Kepala Bidan Puskesmas Tata Karya, Retno Lisman.
{ Tim }