beritalennus.co.id Tangerang Kota – Pengemudi angkutan kota si benteng yang mempunyai beberapa trayek dengan penghasilan harian mencapai Rp 130.000 dalam 25 hari kerja dan dalam satu hari mencapai 2 shift merasa tertekan dengan aturan yang dijalankan oleh pihak PT TPM, dimana koordinator pengemudi berlaku arogan dalam mengatur pengemudinya, tidak ada kejelasan supaya para pengemudi dapat dengan tenang menjalankan trayeknya.
Ketua umum Perkumpulan PERANGKAP Andri Ferdinan Silaban mengungkapkan pada media hari Minggu 20 Juli 2025.
Sebagai contoh ketika pengemudi tidak kebagian jadwal untuk menjalankan kendaraanya dikarenakan tidak kebagian jatah kendaraanya, disebabkan jumlah unit yang terbatas yaitu 8 unit dan cadangan 1 unit di setiap trayek dan anehnya pengemudi yang rutin memberikan “uang tip” kepada koordinator yang sering dapat jadwal mngemudi, sedangkan yang tidak memberikannya susah mendapat jadwal mengemudi.
Maka sering pengemudi yang tidak memberikan uang tip, dikarenakan hasil yang kurang bagus karena sepinya penumpang untuk hari esoknya tidak kebagian jadwal mengemudi.
Selain hal itu ada faktor lainnya untuk menghambat para pengemudi mendapat jadwal trayeknya selain faktor diatas koordinator juga mencampuradukan konsep bisnis yang lain dengan pekerjaan pengemudi itu membuat konsentrasi para pengemudi terpecah,.
Pengemudi sering dimanfaatkan tenaganya untuk memandikan kambing yang dimiliki oleh pemilik perusahaan PT TPM, yang membuat para pengemudi kelehan dan kehilangan konsentrasi dalam pekerjaannya, ucap ‘m’ salah seorang pengemudi.Hal itu merupakan salah satu penilaian untuk mendapatkan jadwal dalam mengemud.
