Berita Ekonomi Global Home Hukum & Kriminal Sosial

Wali Murid Keluhkan Dugaan Pungutan Liar di SDN Pondok Jagung 02

beritalennus.co.id – KOTA TANGERANG SELATAN – Maraknya pungutan liar (pungli) di lingkungan SD Negeri sudah menjadi rahasia umum. Kali ini, beberapa wali murid mengeluhkan adanya pungli di SD Negeri Pondok Jagung 2, Serpong Utara, Tangerang Selatan.

Salah satu wali murid yang tidak ingin disebutkan namanya menyampaikan adanya biaya-biaya tambahan yang dibebankan kepada orang tua per bulannya. Uang tersebut akan dikelola langsung oleh pihak sekolah untuk pemeliharaan sekolah, kegiatan, dan lainnya.

“Sekolah negeri itu seharusnya bebas dari biaya tambahan karena memang sudah ditanggung pemerintah. Tapi nyatanya, ada saja biaya yang harus dibayarkan wali murid,” ucapnya.

“Kemarin wali murid diinfokan untuk membayar iuran pemeliharaan AC bagi kelas yang sudah terpasang AC. Per anak dikenakan 200 ribu untuk per tahun. Dengan alasan kenaikan tagihan listrik setelah adanya pemasangan AC,” terangnya.

Dengan nominal segitu, menurutnya ini terlalu mencekik, jika per kelas ada 30 siswa dan dikalikan dengan jumlah kelas yang ada, berapa banyak total per tahun hanya untuk pemeliharaan AC saja. Besar sekali.

“Katanya sih, sayang-sayang kalau AC nya enggak dipakai karena sudah disediakan,” ujarnya mengulang ucapan pihak sekolah.

Ia melanjutkan, tidak hanya persoalan AC, untuk kegiatan Adiwiyata orang tua juga dibebankan biaya.

“Saya heran, adanya kegiatan Adiwiyata itu kan untuk mengajarkan anak-anak hidup bersih dan menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih. Tapi Adiwiyata ini malah dijadikan aji mumpung untuk dapat dana,” ucapnya.

Ia mengatakan, dari awal sekolah per kelas sudah diadakan uang kas per bulan. Dan untuk biaya Adiwiyata itu diambil dari uang kas tersebut dengan nominal 25 ribu per anak.

“Yang buat janggal, biaya Adiwiyata yang dipotong dari uang kas itu tidak boleh diberitahukan kepada wali murid. Kalau pun ada wali murid yang menanyakan, kami yang tahu dilarang untuk menjelaskan,” tukasnya.

Tidak sampai di situ, ia juga membeberkan adanya infak yang dipaksakan, seperti infak untuk melakukan kurban saat Hari Raya Idul Adha.

“Ada juga infak untuk kurban Idul Adha. Per anak dikenakan 100 ribu, dengan iuran 10 ribu per bulan sampai 10 bulan. Bukannya infak itu seikhlasnya ya? Tapi sayangnya di sini infak itu sudah ditetapkan nominalnya,” ujarnya.

“Kata pihak sekolah, kalau di sini dibilang seikhlasnya pada enggak ngasih, makanya ditentuin dari sekolah,” tuturnya mengingat perkataan pihak sekolah.

Dirinya sangat menyayangkan adanya pungli-pungli berkedok kegiatan seperti ini. Dia berharap Dinas Pendidikan Tangerang Selatan dapat segara mengambil langkah tegas terhadap maraknya pungli di sekolah.

Sayangnya, hingga berita ini diturunkan pihak beritalennus.co.id belum dapat mengkonfirmasi pihak sekolah. /***

Related posts

Akses Jalan Desa Kemang Bandung OKUS Menghawatirkan

admin@lennus

Meriahkan HUT TNI ke-77, Kodim 0405/Lahat Laksanakan menembak Eksekutif

admin@lennus

“Bangun Kepekaan Pemuda Soal Wacana, MEI Jawa Tengah Resmikan Rumah Gerakan”

admin@lennus

Leave a Comment

* By using this form you agree with the storage and handling of your data by this website.